Potensi atau hal-hal yang patut digali dari masyarakat di Kampung
Ketandan ini dapat kita bagi dalam beberapa bagian yaitu :
1. Potensi Seni Budaya
2. Potensi Pariwisata
3. Potensi Ekonomi Kreatif
4. Potensi Sosial Masyarakat
Ad. 1. Potensi Seni Budaya :
Potensi Seni Budaya yaitu hal-hal yang ada dalam masyarakat Ketandan
yang dapat digali dan di
tumbuhkembangkan dan merupakan milik
masyarakat yang keberadaanya dikarenakan adanya
interaksi antar warga
yang ada di wilayah ini,sehingga tumbuh sebagai Budaya dan seni yang
ada,
misalnya ;
a. Seni Tari :
Seni tari dalam masyarakat Ketandan tak ubahnya seperti
kampung-kampung yang lain, dimana beberapa masyarakatnya dikarenakan
bakat atau karena belajar seni tari, sehingga keberadaan seni tari
ini hanya terbatas pada dimiliki oleh pribadi dan belum digali dan
dikembangkan sehingga menjadi sesuatu yang patut dimiliki oleh
kampung Ketandan.
b. Seni Hadrah :
c. Seni Permainan Tradisional :
d. Lain-lain :
Potensi Pariwisata disini kita lebih menekankan pada aspek
keberadaan tempat-tempat yang patut kita tampilkan untuk mendukung
adanya ikon KETANDAN KAMPUNG LAWAS. Sehingga dalam catatan dibawah
ini kita akan menampilkan beberapa tempat atau beberapa sajian yang
kita miliki dan kami anggap hal tersebut patut di ketengahkan dalam
rangka menarik para pengunjung / tamu yang nantinya jika mereka
mangunjungi kampung Katandan ini akan tertarik untuk mengetahui
lebih dalam hal-hal yang kita tampilkan atau tunjukkan kepada
masyarakat diluar.
Seperti kebanyakan kampung-kampung lain di kota surabaya, tentu
setiap kampung atau wilayah memiliki hal-hal yang berhubungan dengan
masa lalu atau sejarah kampung atau wilayah itu sendiri, seperti
bangunan bangunan atau benda-benda yang ada yang secara langsung
atau tidak adalah memiliki kaitan dengan kampung itu tersebut.Bahkan keberadaan bangunan-bangunan lama itu bisa dikatakan satu
kesatua yang tak terpisahkan dari sejarah dan asal usul kampung itu.
Seperti Bangunan lama yang akan kami berikut dibawah ini yang
menurut hemat kami adalah sesuatu yang meberikan warna pada kampung
Ketandan.
A. Rumah RAM PUNJABI
Rumah ini adalah rumah yang lokasinya berada di Jl. Ketandan lama Gg.
II no. 2, merupakan rumah yang paling awal kita jumpai kalau kita
hendak masuk lebih dalam ke kampung Ketandan.Rumah ini sebenarnya bentuknya seperti kebanyakan rumah yang ada,
namun keberadaan rumah ini menjadi saksi hidup dari sebuah keluarga
keturunan India, yang pada sekitar tahun-tahun.......di tempati oleh
satu keluarga dimana dari salah satu anaknya ini kelak akan menjadi
tokoh yang populer di kalangan per film an Indonesia, khususnya Film
Sinetron yang pada tahun 2000 an menjadi primadona dunia
pertelevisian di negeri ini namanya adalah RAM PUNJABI.Ya, Ram Punjabi kecil inilah yang masa-masa kecilnya hidup berbaur
dengan kawan-kawan seumuran dia, keluar masuk kampung Ketandan,
bermain seperti layaknya anak kampung saat itu.Namun seiring berjaklannya waktu, keluarga ini pindah entah kemana,
para tetangganya pun tidak banyak mengetahui dimana keluarga ini
pindah dan tinggal, tapi keberadaan keluarga ini diketahui setelah
booming sinetron di televisi dan mempopulerkan nama Ram Punjabi
disana.Apakah beliau masih ingat dengan kawan-kawan sepermainan disini atau
tidak tapi bagi temen-temennya yang pernah berkumpulmdalam kehidupan
dengan Ram tentu akan mengingatnya, mengingat persaudaran dan masa
kecilnya bahwa mereka pernah hidup ditengah-tengah mereka hingga
akhirnya dia menjadi orang yang terbilang sukses.
B. Masjid AN-NUR :
Setelah kita menikmati rumah
tinggal masa kecil sang maestro sinetron kita akan melanjutkan
perjalan kita masuk lebih kedalam lagi ketempat yang tak jauh dari
rumah Ram Punjabi yaitu MASJID AN-NUR yang terletak di Jl. Ketandan
Lama Gg. I No...... Surabaya.Masjid ini menurut Bapak Achmad Munif, orang yang merupakan anak dari
pendiri masjid ini, beliau mengatakab bahwa langgar ( dulunya
bangunan ini berbentuk langgar, sebelum akhirnya menjadi sebuah
Masjid) dibangun pada tahun 1914, seperti tahun yang tertulis di atas
pintu masuk Masjid.Melihat bentuk banungan ini kita akan teringat oleh bangunan-bangunan
lama dengan gaya arsitektur yang khas, dimana setiap bangunan selalu
dihiasi dengan pilar-pilar yang besar yang dibangun berdasarkan trend
bangunan saat itu.Selain pilar yang berdiri kokoh mengapit pintu masuk dikanan kirinya
juga terdapat Jendela yang bentuknya besar dan dihiasi teralis yang
terbuat dari besi dengan diameter yang cukup besar.Masjid ini seiring perkembangan dan kebutuhan makan masjid ini sudah
mengalami beberapa perubahan tetapi masih bisa dilihat ke asliannya
dibeberapa bagiannya.
C. Rumah AMANK
:
Setelah kita menikmati rumah
tinggal masa kecil sang maestro sinetron kita akan melanjutkan
perjalan kita masuk lebih kedalam lagi ketempat yang tak jauh dari
rumah Ram Punjabi yaitu MASJID AN-NUR yang terletak di Jl. Ketandan
Lama Gg. I No...... Surabaya.Masjid ini menurut Bapak Achmad Munif, orang yang merupakan anak dari
pendiri masjid ini, beliau mengatakab bahwa langgar ( dulunya
bangunan ini berbentuk langgar, sebelum akhirnya menjadi sebuah
Masjid) dibangun pada tahun 1914, seperti tahun yang tertulis di atas
pintu masuk Masjid.Melihat bentuk banungan ini kita akan teringat oleh bangunan-bangunan
lama dengan gaya arsitektur yang khas, dimana setiap bangunan selalu
dihiasi dengan pilar-pilar yang besar yang dibangun berdasarkan trend
bangunan saat itu.Selain pilar yang berdiri kokoh mengapit pintu masuk dikanan kirinya
juga terdapat Jendela yang bentuknya besar dan dihiasi teralis yang
terbuat dari besi dengan diameter yang cukup besar.Masjid ini seiring perkembangan dan kebutuhan makan masjid ini sudah
mengalami beberapa perubahan tetapi masih bisa dilihat ke asliannya
dibeberapa bagiannya.
C. Rumah AMANK
:
Bentuk rumah ini menurut kami masih bisa digolongkan rumah lama, selain memang keberadaannya yang relatif cukup lama juga bentuk dari arsitekturnya yang lain dari kebanyakan rumah yang ada dilingkungan Ketandan ini.
Rumah ini terdiri dari :
- Teras
- Ruang Tamu
- Kamar Tidur
- Dapur
- KM / WC
Ad. 1. Teras :
Teras rumah ini kalau dilihat bentuknya seperti mengadopsi model
rumah Belanda, dimana pilar-pilar yang ada tersebut bentuknya besar
juga ukuran jendelanya besar dengan demikian udara yang masuk kedalam
teras cukup untuk membuat bagi penghuninya akan merasa lega jika
sedang berada di teras tersebut.
Ad. 2. Ruang Tamu :
Ruang tamu yang ada ini memang tak terlalu luas, selebar 4 x 5 mtr
saja, karena rumah ini juga tidak memberikan ukuran yang luas bagi
kamar-kamar yang ada didalamnya, termasuk ruang tamunya.
Ad. 3. Kamar Tidur :
…..................................................................
Ad. 4. Dapur :
…...................................................................
Ad. 5. Kamar mandi / WC :
….....................................................................
D. Makam mBAH BUYUT TONDO:
Makam yang letaknya persis di tengah-tengah kampung Ketandan ini
terbilang makan Kuno, hal ini selain dapat dilihat dari bentuk makam
yang masih sederhana, juga adanya pohon beringin yang ada
ditengah-tengah area makam yang terbilang umurnya sudah tua, juga
dari cerita-cerita para sesepuh kampung yang mengatakan bahwa makam
ini ada jauh sebelum kampung Ketandan menjadi seperti sekarang ini,
bahkan karena umurnya yang terbilang kuno makan oleh masyarakat
kampung ketandan makam tersebut dinamakan makam mBah Buyut, yang
berarti Buyut dari warga masyarakat kampung Ketandan itu sendiri.
Menempati lahan kira-kira seluas 15 x 10 M2 makam mBah Buyut Tondo
terkesan asri bukan hanya karena tanhnya yang masih luas tapi juga
karena adanya poho beringin tua yang rindang seperti memayungi area
makam ini.
Para sesepuh dan tokoh masyarakat yang ada di kampung ini tidak dapat
dengan tepat keberadaan makam ini makan milik siapa.
Memang ada beberapa warga dan tokoh masyarakat yang ingin menggali
lebih dalam tentang keberadaan makam ini melaui tirakat dan menemukan
bahwa makam tersebut adalah makam sesorang alim ulama yang namanya
adalah SYEH ABDUROCHMAN dimana beliau adalah ulama yang
diserahi tugas untuk menyebarkan agama Islam di daerah Surabaya pusat
dan sampai hayatnya beliau meninggal di daerah Ketandan bersama
Istrinya yang juga makamnya ada disamping makam mBah Buyut Tondo.
Selain makam mBah Buyut Tondo beserta istrinya, di area ini juga
terdapat makam yang menurut cerita para sesepuh warga adalah makam
para penjaga atau pengikut mBah Buyut Tondo, yang letak makamnya ada
di sebelah timur dari makam Utama atau persis disebelah kiri dari
pintu masuk utama yang ada disebelah utara area makam ini.
E. Rumah WEHYUNG:
Rumah yang letaknya persis ada disebelah utara makam mBah Buyut Tondo
ini juga termasuk salah satu rumah lawas yang ada di daerah Ketandan.
Seperti bentuk rumah-rumah lama yang ada di surabaya, rumah Wehyung
ini juga mempunyai bentuk atau type rumah kuno yang ada, seperti
misalnya ….........dan bentuk …......semua itu memperlihatkan
bentuk kekunoan sebuah rumah.
Rumah Wehyung ini memiliki luas ….x ….m2 yang terdiri dari.
Kamar tamu,.....kamar tidur, dapur dan KM/WC yang semuanya
memperlihatkan bahwa rumah ini termasuk rumah kuno dari beberpa rumah
yang ada di ketandan.
Rumah Wehyung ini dalam sejarahnya pernah populer dikalangan para
orang asing khusunya wisatawan luar negeri, karena ternyata penghuni
rumah ini dulunya adalah kolektor benda-benda seni yang pada saat itu
benda-benda seperti patung, dan lain-lain sangat digemari oleh para
wisatawan sehingga mereka tak segan-segan untuk berburu barang-barang
seperti tersebut sampai ke pelosok kampung-kampung seperti sampai di
rumah Wehyung ini.
Namun sayang kegiatan tersebut sekarang sudah tidak ada lagi karena
dengan seiringnya waktu dan si pemilik rumah sendiri sudah tak lagi
berminat menekuni kegiatan menjadi kolektor barang-barang seni
tersebut bahkan sampai beliau pindah ke Amereika usaha ini juga tidak
diteruskan oleh anak-anaknya yang salah satunya masih bertempat
tinggal disini.
F. Rumah POJOK :
Masih menenmpati area yang tidak jauh dari makam mBah Buyut Tondo
terdapat rumah yang terbilang unik karena bentuk arsitekturnya tidak
seperti rumah pada umumnya.
Karena rumah ini memnempati tepat dipojok jalan antara Jl. Ketandan
Baru Gg I dan Jl. Ketandan Lor, maka rumah ini cocok kalau disebut
rumah pojok.
Rumah 2 (dua) lantai ini memiliki luas …..x......m2 …............
G. Rumah WAYANG :
Rumah ini berada di Jl. Ketandan Baru Gg. II No. sisi Selatan Jl.
Ketandan Baru yang memanjang dari Selatan ke Utara.
Secara fisik rumah ini juga tidak jauh berbeda dari rumah-rumah yang
ada di sekitarnya, hanya yang membedakan dari rumah yang lain adalah
isi dari rumah ini.
Oleh penghuninya yang terdahulu yaitu (alm) Bpk. Suwondo rumah ini di
isi oleh pernak pernik hiasan yang berhubungan dengan Wayang, baik
itu hiasan wayang atau apa saja yang menyiratkan bahwa penghuninya
dulu adalah penggemar / pecinta wayang khusunya wayang kulit, maka
oleh tetangga dan warga sekitar rumah ini disebut dengan rumah
WAYANG.
Memang jarang di jaman yang serba modern ini masih ada beberapa orang
yang masih mencintai budaya nenek moyangnya, khususnya wayang kulit
dan hal inilah yang dilakukan oleh almarhum Bpk. Suwondo sampai akhir
hayatnya beliau masih bergelut dengan kecintaanya tersebut.
Selain itu dirumah ini konon ketika beliaunya masih hidup selalu
terdengar lagu-lagu bernuansa jawa, ketika siang atau sore bahkan
pagipun kita masih bisa mendengarkan lagu-lagu jawa dari rumah Wayang
tersebut, sehingga kalau kita berada didalamnya maka kita akan
merasakan nuansa jawa yang sangat kental.